Jumat, 13 April 2012

tanpa judul

hingga jurang pun akan tiba di pelukan sang kegagalan yang sebenarnya salah pada lubang yang akan aku masukan pada suatu seni!
yang di sebut dusta diatas kemunakfikan...

apakah ada tangga yang akan datang meyelamatkan dari berbatuan yang kecil namun banyak!!
mungkin hanya satu kata yang akan terucapkan
"selamat tinggal Variabel ku"

Rabu, 25 Januari 2012

Cerita tanda Tanya (?)


Ketika berada diumsu..!!

            Pagi masih sangat muda, aku bediri di disebuah gedung yang megah dan besar, serta aku melihat orang – orang pada masuk kesebuah ruangan yang di dalam nya banyak terdapat ibu –ibu dan bapak bermain computer, apa mereka sedang les computer?? apa mereka sedang bermain Facebook, Eh,,!! Ternyata aku salah sangka karena mereka sedang melanyani para calon – calon Mahasiswa.  
Kemudian aku ikut mereka masuk keruang itu dan ternya nama ruang itu adalah Biro Umum Umsu (itu pun tahu setelah masuk kuliah) hehehe,,!! Dengan gaya yang sok polos aku masuk kedalam nya.
“ada pa dek??” jawab seorang laki  - laki berbaju putih dan dia pakai celana gak yah???

iya lah genk pakai dunkz, coba bayangkan dia tidak pakai celana, dia memakai sarung hehe dah jangan  bayangkan berdosa!! dia ternyata seorang Satpam Kampus.

“saya mau daftar pak” jawab aku
“ langsung masuk saja dek” sambil dia menutut ku kedalam ruang nya yang lumayan besar ini, dan sekarang banyak digunakan para mahasisswa untuk Wifi an di kampuz ini, yah sekedar buka Facebook bisa lah!! Bersama para calon mahasiswa aku menulis di sebuah kertas, sebut saja nama kertas nya Fomulir Pendaftaran. Aku lupa apa – apa saja yang aku isi pada saat itu, tapi kalau tidak  salah?
Nama lengkap, tanggal borjol mu, alamat rumah bapak ku, apa lagi yah , pokok nya tuh lah tuh!!  Setalah itu saya keluar untuk menjumpain abang ku,
“dah siap cang” saut nya.
“dah bang” jawab ku dengan sedikit lemas.
Singkat cerita aku pun lulus di kampus ini, yang nama belum, dan tidak akan berubah adalah bernama universitas Muhammdiyah Sumatera Utara (UMSU)
***
Pagi pun datang, aku pun begegas mandi, karena biasa nya mandi jam 11 an baru mandi, tapi pada pagi ini aku mandi lebih awal dari jadwal biasa nya. Pas pada bulan Puasa adalah hari pertama ku masuk kuliah, tanpa mengikutin ospek dan sebagaianya. Karena merasa tidak jaman nya (alias tua) lagi maklum saja hampir 2 tahun aku nganggur kuliah, Huupp, padalah aku tahun sebelum nya lulus di unimed dengan jurusan Kepelatihan Olahraga. Tapi jangan tanyak kenapa aku tidak lanjut kan bahkan tidak kuliah di situ. Hehhe anggap aja aku bodoh dan sok paten.
Lanjut cerita aku yang memakai celan jeans dan baju kemeja kotak – tanggan panjang memakai sepatu warna putih, naik kelantai 3 setelah aku naik aku merasa masuk kedalam dunia yang berbeda dari biasa nya, kemudia aku mencari kamar no 305 oppss!! Ruangan 305 maksud nya, sebelum masuk kedalam aku menemukan sesosok manusia heeheh Piiss yah, dia adalah Riky Ananda, “bang ,ruang berapa abang” jawab ku sok polos,
Dia lalu menjawab “ ruang 305”
“Sapa dosen PA nya bang?” saut aku, eh dia mahal bingung sambil main – main kan sebuah pulpen berwarna Pilot yang bermerek Hitam, uuupppss!! Terbalek.
“gak Tahu Aku Lah sapa tuh” logatnya kental sperti bukan orang Medan hasil.
“bah tak tahu nya abang neh” sambil senyum tak jelas lalu aku masuk kedalam kelas dengan sok ke PeDe an. Padahal jantung ini sudah berlomba – lomba dengan  nafas ku untuk menjadi no terakhir dalam meperebutkan piala Ke pEdE an!! Dan pa yang terjadi? Kemudian aku duduk saja di dibangku paling depan, yang letaknya pas di depan meja Dosen. Tidak lama kemudia aku bertanyak, awal nya kepada sebuah manusia, tapi lama – lama menjadi 2 buah. bang dah tahu sapa dosen PA nya dan sudah dapat tanda tanggan??kepada anak dengan paras muka yang sedikit lain dan tidak asing, wajah nya seperti vokalis Band Julliet ehhehe, tapi lama – kelaman koq g mirip yah, seiring waktu berjalan dan bertambah nya berat bandan nya! Dia adalah Bany teman pertama ku di Lokal pertama dan di hari pertama ku di kampus ini
 Dan dia pun terdiam dan menjawab “belum lah bang!”
Sambil aku mengkularkan sebijik kertas “ini bang nama Dosen nya” dan kemudia mereka pun mencatatan nya di KRSS masing – masing. Dengan tulisan Dewi Andirani. dengan muka penuh rasa curiga, kayak lagi di introgerasi Polisi Hutan heh!! Coba apa hubungan dengan Polisi hutan?? Pikir saja sendiri?Dan mereka bertanyak dari “mana tahu bg nama dosen PA nya?”
***
Begini ceritanya..

Ketika melihat penguman mahasiswa yang lulus masuk Umsu, nama aku tedapat didalam nya, dan di sebelah kiri bawah tertulis jadwal pendaftaran ulang.
Dan ketika aku daftar ulang dengan membayar uang muka sebesar hampir 3 juatan. Ada terslip sebuah kertas dengan jadwal ospek dan masta. Tapi semua nya tidak aku ikutin seperti sudah  aku bilang!! Dan pastinya bercampur malas.
Dan ketika mereka, para mahasiswa baru sedang melakasanankan masa Ta’aruf (masta) aku datang kekampus bersama seorang teman yang rumahnya tidak jauh dari rumah ku, sebut saja nama nya "BUNGA",,heheh Dan ketika aku berjalan ke Fakultas.
  Faklutas Aku adalah Faktultas para ahli-ahli Ekonomi,dan kata nya tempat para manager - manager yang berkualitas dan bermartabat "kata dosen-dosen ku"  
Segerombolan datang eehh teryata anak mahasiswa yang sedang melaksana kan masta!! Mereka bernyanyi
“pinggir bang, pinggir bang kami mau lewat” heheh emang muka ku Nampak Tua yah sampai – sampai akua dipanggli bang – bang!! Padahal aku juga kan satu angkata dengan  mereka, walupun aku tamatan lebih dewasa, pada hal dah hampir 2 tahun gak kuliah. 
Aku kekempus untuk melihat jadwal kuliah dan melihat kapan masuk kuliah aktif, dan aku bertanyak kepada kakak yang sedang menggu Dekan, 
"kak mau tanya tentang mengisi KRS"
"dah ada Dosen PA nya deq" sapa kak yang lumayan manis hehe..
"belum kak. awak gak ikut ospek soalnya kak" jawab ku 
"oohh, coba masuk kebiro mintak nama dosen nya, teruuss di kertas krss itu tulis, yang letaknya di paling kanan tulis nama dosen sesuai dengan mata kuliahnya, lihat nama dosen nya di mading dekat tangga " sembari kakak tersebut menujukan arah ruang biro dan mading.
lalu aku pun masuk keruang biro, dan apa yang terjadi!! aku kenak marah, dengan pegawai biro tersebut 
" gak ikut ospek kau kan dek" sambil geleng-geleng kepala bapak itu memberikan nama dosen PA ku, dan Nama nya adalah Dewi Andirani. dan aku pun keluar terus aku ke mading untuk mencatat jadwal mata kuliah ku dan nama dosennya. teman ku yang menulisnya jadwal dan nama dosennya!!
Kemudia aku kembali ketempat kakak tadi, untuk  mengucapakan terima kasih yah kak.
"sama -sama dek" sapa kak itu
 

bersambung!!!??

Minggu, 04 Desember 2011

tulisan dengan Tanda Tanyak ????

zaman kita ini sedang kacau!!

apakah kita santai??
Indonesia yang menjadi 2 kubuh

apakah kita peduli??
indahnya cinta waktu muda dan sempurna nya hidup
apakah kita berdusta??

kita terlahir bebas 
dianggap lemah???


kita yang peduli massa depan
kita bebas untuk menang..


kisah kita tetap tertulis dengan TANDA TANYAK(?)

yang besar, dengan kisah lalu!!
dengan jatuh bangun hidup ini, 
senyum dan sedih menjadi satu cinta dan dusta 
menjadi cerita dan jangan takut membuka tanda tanyak itu.

Senin, 14 November 2011

G tau judul apa?

salah kan saja Aku, aku memang untuk disalah kan!! beri tahu kepada isi di muka bumi ini, bahwa saya yang salah,,!! 
biar mereka tahu aku ini "PENIPU" 
agar Langit ini tertawa melihat aku dimaki dan di hujat,!!
seperti BADUT
atas tingkah ku ini, demi m'bahagiakan mu!!

aku lakukan ini karena, aku tidak mau kau sperti aku...!!!

Terima Kasih Y telah tidak mau m'dengar kan penjesalan ku!!

Minggu, 30 Oktober 2011

Perbedaan Pemicu Konflik


Konflik adalah sebuah proses sosial antar seseorang maupun sekelompok manusia atau masyarakat yang sama-sama memiliki tujuan untuk menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuat tidak berdaya. Konflik terjadi karena adanya sebuah perbedaan, baik pendapat, gaya hidup, keyakinan, fisik, pengetahuan dan lain sebagainya. Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama. Masalah agama ini tampak jelas dimata kita, padahal Jika diperhatikan agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat, misalnya dengan kerjasama.
            Baru-baru ini kita sering mendengar dan melihat di media bahkan menyaksikan secara langsung tentang masalah yang ada di Sumatera Utara, masalahnya tidak jauh dari masalah keberagaman yakni perbedaan ras dan agama. Yah, Tanjung Balai lebih tepatnya. Vihara yang dibangun pada tahun 2006 dan telah memiliki izin dari Walikota Medan ini bernama Vihara Tri Ratna yang dibangun untuk menampung lebih dari 2.000.000 umat Budha di kota Tanjung Balai.
Vihara Tri Ratna yang merupakan vihara satu-satunya di daerah Tanjung Balai tersebut, tepat pada tanggal 30 Mei 2010 dan 29 uni 2010 Vihara Tri Ratna dimantai oleh sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Islam Bersatu Tanjung Balai untuk diturunkan dari atas bangunan yang berlantai 4 dan berukuran 1432 m persegi tersebut. Dengan alasan bahwa keberadaan patung tersebut tidak mencerminkan kesan islami di Kota Tanjung Balai dan dapat mengganggu keharmonisan di tengah-tengah masyarakat.
 Gerakan yang menamakan kelompoknya sebagai Gerakan Islam Bersatu tersebut melakukan demonstrasi ke Kantor DPRD dan Walikota Tanjung Balai mendesak pemerintah menurunkan Patung Budha tersebut. Aksi tersebut juga mendapat perhatian besar para pemerintah, khususnya pemerintahan daerah Tanjung Balai.
Masalah ini telah menunjukan kepada kita semua bahwa Keberagaman, dalam hal ini adalah ras, agama dan manusia yang ada didalamnya belum dapat menghargai sesamanya. Patung yang dianggap menggangu keharmonisan umat beragama di Tanjung Balai, jika dilihat dari letaknya sebenarnya sama sekali tidak menggangu pemandangan kota Tanjung Balai. Menurut Putra Mangaratua Siahaan, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang juga merupakan putra kelahiran Tanjung Balai, Kabupaten asahan menganggap bahwa sebenarnya patung yang selama ini dipermasalahkan oleh para masyarakat yang tergabung didalam Gerakan Islam Bersatu tidak bermasalah bila harus dibedirikan di Vihara tersebut. “Aku rasa patung amitabha sebenarnya tidak mengganggu keharmonisan beragama di Tanjung Balai, kalau pun memang bermasalah kenapa tidak sekalian saja Viharanya yang dibongkar dan dihancurkan, agar tidak ada lagi tempat beribadah bagi umat lain kecuali tempat beribadah umat mayoritas tanjung Balai tersebut”, Sautnya.
Burung Garuda berwarna emas yang berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”, yang memiliki makna besar bagi setiap manusia yakni pemersatu segala golongan, ternyata belum mampu untuk menyatukan Perbedaan ras, agama, gaya hidup, pemahaman dan lain sebagainya tersebut di Indonesia khususnya di Sumatera utara.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa dan apa sebab dari ketidakharmonisan antar masyarakat di Negara ini. Apa arti BHINEKA TUNGGAL IKA yang selama ini digombar-gomborkan oleh banyak orang hanya sebaris kata yang tak lagi ada makna. Mungkin saja selama ini kita tidak jujur dengan kenyataan-kenyataan besar, yakni perbedaan dan sebuah demokrasi sehingga timbullah keinginan untuk mempertahankan kekuasaan demi keuntungan sendiri ataupun kumpulan. Dan akhirnya konflik antar suku, ras, agama pun bermunculan. 

Perbedaan Pemicu Konflik


Konflik adalah sebuah proses sosial antar seseorang maupun sekelompok manusia atau masyarakat yang sama-sama memiliki tujuan untuk menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuat tidak berdaya. Konflik terjadi karena adanya sebuah perbedaan, baik pendapat, gaya hidup, keyakinan, fisik, pengetahuan dan lain sebagainya. Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama. Masalah agama ini tampak jelas dimata kita, padahal Jika diperhatikan agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat, misalnya dengan kerjasama.
            Baru-baru ini kita sering mendengar dan melihat di media bahkan menyaksikan secara langsung tentang masalah yang ada di Sumatera Utara, masalahnya tidak jauh dari masalah keberagaman yakni perbedaan ras dan agama. Yah, Tanjung Balai lebih tepatnya. Vihara yang dibangun pada tahun 2006 dan telah memiliki izin dari Walikota Medan ini bernama Vihara Tri Ratna yang dibangun untuk menampung lebih dari 2.000.000 umat Budha di kota Tanjung Balai.
Vihara Tri Ratna yang merupakan vihara satu-satunya di daerah Tanjung Balai tersebut, tepat pada tanggal 30 Mei 2010 dan 29 uni 2010 Vihara Tri Ratna dimantai oleh sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Islam Bersatu Tanjung Balai untuk diturunkan dari atas bangunan yang berlantai 4 dan berukuran 1432 m persegi tersebut. Dengan alasan bahwa keberadaan patung tersebut tidak mencerminkan kesan islami di Kota Tanjung Balai dan dapat mengganggu keharmonisan di tengah-tengah masyarakat.
 Gerakan yang menamakan kelompoknya sebagai Gerakan Islam Bersatu tersebut melakukan demonstrasi ke Kantor DPRD dan Walikota Tanjung Balai mendesak pemerintah menurunkan Patung Budha tersebut. Aksi tersebut juga mendapat perhatian besar para pemerintah, khususnya pemerintahan daerah Tanjung Balai.
Masalah ini telah menunjukan kepada kita semua bahwa Keberagaman, dalam hal ini adalah ras, agama dan manusia yang ada didalamnya belum dapat menghargai sesamanya. Patung yang dianggap menggangu keharmonisan umat beragama di Tanjung Balai, jika dilihat dari letaknya sebenarnya sama sekali tidak menggangu pemandangan kota Tanjung Balai. Menurut Putra Mangaratua Siahaan, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang juga merupakan putra kelahiran Tanjung Balai, Kabupaten asahan menganggap bahwa sebenarnya patung yang selama ini dipermasalahkan oleh para masyarakat yang tergabung didalam Gerakan Islam Bersatu tidak bermasalah bila harus dibedirikan di Vihara tersebut. “Aku rasa patung amitabha sebenarnya tidak mengganggu keharmonisan beragama di Tanjung Balai, kalau pun memang bermasalah kenapa tidak sekalian saja Viharanya yang dibongkar dan dihancurkan, agar tidak ada lagi tempat beribadah bagi umat lain kecuali tempat beribadah umat mayoritas tanjung Balai tersebut”, Sautnya.
Burung Garuda berwarna emas yang berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”, yang memiliki makna besar bagi setiap manusia yakni pemersatu segala golongan, ternyata belum mampu untuk menyatukan Perbedaan ras, agama, gaya hidup, pemahaman dan lain sebagainya tersebut di Indonesia khususnya di Sumatera utara.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa dan apa sebab dari ketidakharmonisan antar masyarakat di Negara ini. Apa arti BHINEKA TUNGGAL IKA yang selama ini digombar-gomborkan oleh banyak orang hanya sebaris kata yang tak lagi ada makna. Mungkin saja selama ini kita tidak jujur dengan kenyataan-kenyataan besar, yakni perbedaan dan sebuah demokrasi sehingga timbullah keinginan untuk mempertahankan kekuasaan demi keuntungan sendiri ataupun kumpulan. Dan akhirnya konflik antar suku, ras, agama pun bermunculan.